Shalahuddin: Pahlawan yang Dihormati Kawan dan Lawan

BUKU “Shalahuddin al-Ayyubi dan Perang Salib III” menghangatkan ingatan kita tentang salah satu pahlawan yang paling banyak dikenang dalam Sejarah Islam.

Banyak orang yang mungkin bertanya-tanya, apa yang menyebabkan Shalahuddin begitu dikenang oleh sejarah. 

Pembebasan al-Quds dan kemenangannya dalam banyak pertempuran? Tentusaja semua itu penting.Tetap ia dan banyak hal lainnya yang membuat tokoh ini begitu dicintai oleh masyarakat Muslim di jamannya serta dihormati oleh musuh-musuhnya.

Melalui buku ini, pembaca akan dapat memahami serta merasakan kesan yang kuat, bahkan mungkin mereka sendiri akan jatuh hati, pada karakter sejarah yang sangat menarik ini.

Sebenarnya, bukan sedikit buku-buku tentang Shalahuddin yang telah dipublikasikan.Namun, setiap penulis mempunyai gaya dan pendekatan sendiri dalam menuangkan tulisannya.

Saat membaca buku ini, pembaca mungkin akan merasakan bahwa penulisnya sedang mengajak mereka untuk menjadikan kisah Shalahuddin sebagai sebuah refleksi atas berbagai problematika ummat yang ada pada hari ini.

Sebagaimana ummat pada hari ini, generasi Shalahuddin juga menghadapi beberapa persoalan penting yang mirip, yaitu perpecahan madzhab yang serius, konflik kenegaraan antara Sunni dan Syiah, dan dikuasainya al-Quds serta wilayah sekitarnya oleh non-Muslim. Yang membedakan hanya kenyataan bahwa ummat pada hari ini dalam kondisi yang lebih lemah dan tanpa naungan Khilafah.
Shalahuddin dan generasinya mampu menjawab persoalan-persoalan pada jamannya dengan sangat baik.Kita pun dapat belajar dari kisah Shalahuddin di dalam buku ini untuk kegunaan masa kita sekarang ini.

Buku ini dapat dikatakan merupakan kelanjutan dari buku yang diterbitkan oleh Zikrul Hakim sebelumnya, juga oleh penulis yang sama, yaitu Nuruddin Zanki dan Perang Salib. Walaupun demikian, ada bagian yang sedikit berulang diceritakan secara lebih detail di dalam buku ini.Hal ini tampaknya ditujukan untuk menjelaskan latar belakang dan awal karir Shalahuddin yang hanya disebutkan sekilas pada buku sebelumnya.

Dari judulnya terlihat seolah-olah buku ini sebagian besarnya bercerita tentang Perang Salib III serta peranan Shalahuddin di dalamnya.Namun, sebenarnya kisah Perang Salib III hanya diceritakan pada sepertiga bagian terakhir saja dari buku ini.Buku yang terdiri dari tiga bagian ini berisi tentang biografi Shalahuddin sejak dari kelahirannya, perjalanan hidup, jihadnya, hingga wafatnya.

Lewat buku ini kita dapat melihat bahwa kemenangan militer ternyata tidak hanya ditentukan oleh kekuatan dan strategi militer semata, tetapi juga oleh hal-hal di luar aspek militer, terutama nilai-nilai keagamaan serta peranan dakwah dan lembaga pendidikan.

Ada banyak informasi menarik yang disajikan di dalam buku ini, misalnya kelompok Assassin yang dituliskan secara khusus dalam satu bab tersendiri. Kelompok yang pernah dua kali berusaha membunuh Shalahuddin, tetapi gagal, ini merupakan momok yang menakutkan banyak orang pada masanya.Hal ini karena kemampuannya dalam melakukan penyusupan dan pembunuhan terhadap tokoh-tokoh penting di dunia Islam, dan juga Kristen.

Proses jatuhnya Dinasti Fatimiyah di Mesir hingga dihapuskannya kekhalifahan Syiah Ismailiyah itu dibahas dalam beberapabab.Demikian pula, Pertempuran Hattin, penguasaan kembali al-Quds oleh Shalahuddin, hingga terjadinya Perang Salib III dijelaskan dengan gaya bertutur yang mengalir dan terperinci. Adanya ilustrasi, peta, serta biografisingkat tokoh-tokoh terkait menjadi daya tarik tersendiri dari buku ini.

Pada akhirnya, sungguh saying jika buku ini dilewatkan untuk dibaca, khususnya oleh para penggemar buku-buku Sejarah. Ini agak berlebihan, tapi memang rasanya kurang lengkap jika kaum Muslimin tak menjadikan buku ini sebagai referensi keluarga.*/Ibnu Hasan



Artikel Hidayatullah.com

0 komentar: